Memahami Quiet Financial Anxiety, Bisikan Cemas di Balik Gemerlap Digital

5 minutes reading
Friday, 25 Jul 2025 10:47 2 Banten Maju

Di media sosial, anak muda tampil penuh gaya, menikmati hangout, traveling, atau mengejar passion. Namun, di balik feed yang serba sempurna itu, banyak dari mereka yang menyimpan kecemasan finansial tersembunyi, atau yang disebut Quiet Financial Anxiety (QFA). Ini adalah kegelisahan yang mengendap, jarang dibicarakan secara terbuka, namun sangat nyata menghantui pikiran tentang masa depan keuangan.

Tekanan Hidup di Era Modern yang Memicu Kecemasan

Anak muda saat ini menghadapi lanskap ekonomi yang jauh lebih kompleks dibandingkan generasi sebelumnya. Beberapa hal ini menjadi pemicu utama QFA, di antaranya:

1. Inflasi dan biaya hidup yang melonjak

Harga kebutuhan pokok, bahan bakar, dan jasa terus merangkak naik, membuat pendapatan terasa semakin kecil. Rasa khawatir akan “tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar di masa depan” menjadi nyata.

2. Mimpi rumah yang semakin jauh

Harga properti, terutama di kota-kota besar, terus melambung tinggi, membuat impian memiliki rumah sendiri terasa semakin tidak terjangkau. Ini menciptakan frustasi dan perasaan hopeless.

3. Ketidakpastian lapangan pekerjaan

Model kerja gig economy yang fleksibel, ancaman otomatisasi, dan persaingan global, menciptakan ketidakpastian akan stabilitas karir dan penghasilan jangka panjang. Apakah gaji bulanan akan selalu ada? Apakah akan cukup?

4. Tekanan sosial media 

Lingkungan digital yang terus menerus memamerkan gaya hidup mewah teman sebaya atau influencer menciptakan standar semu yang sulit dipenuhi. Ini memicu rasa tidak cukup dan takut ketinggalan (FOMO), meskipun secara finansial tidak sehat. 

Mengapa Kecemasan Tersembunyi Sulit Diungkap?

Tekanan sosial untuk tampil sukses

Ada stigma bahwa membicarakan kesulitan keuangan berarti menunjukkan kelemahan atau kegagalan. Anak muda cenderung ingin menunjukkan citra sukses dan mandiri.

Rasa malu dan takut dibicarakan

Kekhawatiran akan dihakimi, dicap “tidak becus mengatur uang”, atau “pelit” jika mengakui masalah finansial.

Merasa kewalahan dan tidak tahu harus mulai dari mana

Informasi tentang investasi, perencanaan keuangan, dan manajemen utang bisa sangat banyak dan kompleks bagi pemula. Hal ini bisa menyebabkan paralysis by analysis, di mana kita sangat bingung, dan tidak melakukan apa-apa.

Pengeluaran Impulsif sebagai Pelarian

Ironisnya, kecemasan finansial kadang justru memicu perilaku yang memperburuk keadaan. Pengeluaran impulsif atau belanja yang tidak perlu bisa menjadi bentuk pelarian sementara, mencari kepuasan instan untuk menenangkan pikiran yang cemas. Namun, setelah efeknya hilang, kecemasan justru bertambah karena uang semakin menipis.

Cara Mengatasi Kecemasan Finansial

Kecemasan finansial yang dibiarkan hanya akan tumbuh dan mengikis kesejahteraan mental. Inilah beberapa cara untuk mengatasi kecemasan finansial: Tentu! Berikut adalah versi yang lebih netral, tidak menggurui, dan menggunakan gaya bahasa yang agak lebih formal, namun tetap komunikatif:

1. Ciptakan ruang aman untuk membicarakan keuangan

Banyak orang masih merasa enggan membicarakan persoalan finansial karena takut dihakimi atau dianggap gagal. Padahal, membuka ruang diskusi tentang uang dapat menjadi langkah awal yang sangat membantu.

Membiasakan diri untuk berdiskusi secara terbuka dengan orang terdekat mengenai tantangan finansial dapat memberikan perspektif baru dan dukungan emosional. Percakapan seperti ini juga bisa membantu menghilangkan stigma bahwa masalah keuangan adalah aib yang harus disembunyikan.

2. Mulai dari langkah yang sederhana dan terjangkau

Kecemasan sering kali muncul karena merasa tidak tahu harus mulai dari mana. Oleh karena itu, penting untuk tidak terburu-buru atau merasa harus langsung menguasai konsep keuangan yang kompleks.

1. Mulailah dari langkah-langkah yang sederhana, yaitu:

2. Mencatat pemasukan dan pengeluaran secara rutin.

3. Menyusun anggaran bulanan sesuai dengan kebutuhan prioritas.

4. Mengidentifikasi pengeluaran yang bisa ditekan, tanpa mengorbankan kebutuhan pokok.

Langkah awal yang terlihat kecil ini dapat memberikan rasa kepastian dan membangun kebiasaan yang sehat secara bertahap. Kamu bisa gunakan fitur pencatatan keuangan online Neo Jurnal di neobank dari Bank Neo Commerce. 

3. Ubah kecemasan menjadi motivasi untuk bertindak

Kecemasan, jika dikelola dengan tepat, dapat menjadi pemicu positif untuk mengambil tindakan. Alih-alih menjadikan rasa khawatir sebagai beban, gunakan perasaan tersebut sebagai motivasi untuk mulai mengatur ulang strategi keuangan.

Contohnya, saat merasa khawatir tentang dana darurat, seseorang bisa mulai menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan secara rutin, meski nominalnya belum besar. Atau ketika merasa tidak cukup memahami keuangan, bisa mulai mengikuti kelas daring, membaca artikel edukatif, atau mengakses sumber pembelajaran yang tersedia secara gratis.

Reksa Dana sebagai Salah Satu Solusi untuk Kecemasan Finansial Anak Muda

Investasi reksa dana menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kecemasan finansial. Cara investasi reksa dana mudah diakses dan bisa dimulai hanya dengan modal kecil. Cocok bagi pemula. Risikonya pun terbilang lebih rendah dibanding investasi saham. 

Mulai reksa dana di neobank dari Bank Neo Commerce. Dengan investasi reksa dana pasar uang di neobank, kamu bisa dapat keuntungan di antaranya: 

1. Bisa investasi mulai dari Rp10.000 

2. Pilihan produk sesuai profil risiko 

3. Aman karena dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman 

Dalam jangka panjang, reksa dana berpotensi memberi imbal hasil lebih tinggi dari inflasi, menjadikannya strategi konkret untuk menghadapi kenaikan biaya hidup. Langkah kecil ini bisa menumbuhkan rasa kontrol dan harapan bahwa masa depan finansial yang lebih stabil itu mungkin dan bisa dicapai.

Download aplikasi neobank di PlayStore dan App Store dan mulai berinvestasi reksa dana sekarang. 

Kunjungi link  reksa dana untuk info lengkap serta syarat dan ketentuan terbaru mengenai reksa dana.

Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Calon investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan masa datang.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Artikel ini jugatayang di vritimes

Featured

LAINNYA