Harga emas memang cenderung stabil dalam beberapa waktu terakhir. Namun, kondisi pasar yang masih memandang emas sebagai aset lindung nilai, terutama di tengah gejolak ekonomi global dan ketidakpastian suku bunga. Kondisi ini mungkin membuat sebagian orang ragu untuk mulai investasi emas sekarang.
Namun, justru di sinilah pentingnya memahami karakteristik emas sebagai instrumen jangka panjang. Meski saat ini harga terlihat mahal, emas memiliki kecenderungan meningkat dalam jangka panjang dan bisa menjadi alat perlindungan nilai yang efektif. Terutama bila kamu punya strategi yang konsisten dan tidak terpaku pada fluktuasi harian.
Kini, investasi emas semakin mudah dilakukan berkat kehadiran emas digital yang bisa dibeli dan dijual secara online, bahkan mulai dari nominal yang sangat kecil. Kemudahan ini tentu membuka akses lebih luas bagi masyarakat untuk mulai berinvestasi, tanpa harus menunggu memiliki uang puluhan juta rupiah untuk membeli emas batangan secara fisik.
Namun, penting untuk diingat bahwa harga emas tetap mengalami fluktuasi. Artinya, nilai emas bisa naik dan turun dalam jangka pendek, meski cenderung stabil dalam jangka panjang. Fluktuasi inilah yang justru bisa memberikan peluang keuntungan bagi investor yang cermat. Prinsip sederhananya: beli saat harga rendah, simpan, dan jual saat harga naik.
Beberapa faktor utama memengaruhi harga emas di pasar internasional. Mengetahui hal-hal ini bisa membantu kamu mengambil keputusan yang lebih tepat dalam berinvestasi emas.
Kondisi geopolitik dan ekonomi dunia sangat memengaruhi harga emas. Ketika terjadi ketegangan antarnegara, krisis keuangan, atau konflik bersenjata, para investor biasanya mencari aset yang lebih aman dan emas menjadi jawabannya. Dalam situasi tidak menentu, emas dianggap sebagai penyimpan nilai yang stabil, sehingga permintaan terhadapnya meningkat dan menyebabkan harga naik.
Layaknya barang dagangan lainnya, harga emas juga sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar. Jika permintaan emas meningkat sementara pasokannya terbatas, maka harga akan cenderung naik. Sebaliknya, jika pasokan melimpah dan minat pembelian menurun, harga bisa terkoreksi ke bawah.
Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral, khususnya Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), juga memengaruhi pergerakan harga emas. Saat suku bunga turun, investasi berbasis bunga seperti obligasi menjadi kurang menarik. Para investor pun mulai beralih ke aset seperti emas yang dianggap lebih aman. Akibatnya, permintaan meningkat dan harga pun naik.
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dalam periode tertentu. Saat inflasi tinggi, daya beli uang menurun. Dalam kondisi seperti ini, emas menjadi pilihan karena nilainya tidak mudah tergerus. Banyak investor memindahkan aset mereka ke emas untuk menjaga nilai kekayaan, sehingga permintaan naik dan harga ikut terdongkrak.
Karena harga emas internasional dikutip dalam dolar AS, nilai tukar mata uang ini juga berpengaruh besar. Ketika nilai dolar menguat, harga emas dalam mata uang lain (termasuk rupiah) akan ikut naik. Sebaliknya, ketika dolar melemah, harga emas bisa terkoreksi.
Salah satu strategi klasik dalam dunia investasi adalah “buy low, sell high” atau membeli ketika harga rendah dan menjual saat harga tinggi. Prinsip ini juga berlaku untuk emas. Namun, tidak semua orang bisa atau harus menunggu harga turun drastis. Kenyataannya, waktu terbaik untuk memulai investasi emas adalah sesegera mungkin, saat kamu memiliki dana yang cukup.
Meskipun harga emas berfluktuasi dalam jangka pendek, pergerakannya dalam jangka panjang cenderung naik. Oleh karena itu, emas sangat cocok untuk investasi jangka panjang. Keuntungan optimal baru akan terasa setelah 5 hingga 10 tahun. Jadi, kesabaran dan konsistensi adalah kunci.
Ketika artikel ini dibuat, berdasarkan data harga emas hari ini tanggal 24 Juli 2025 di neobank dari Neo Commerce, harga beli emas tercatat sebesar Rp1.820.000 per gram, dan harga jualnya Rp1.776.000 per gram. Dari data ini, terlihat bahwa ada selisih harga beli dan jual yang perlu diperhatikan sebagai bagian dari strategi investasi kamu.
Menunggu waktu terbaik untuk membeli memang strategi yang masuk akal, tapi konsistensi membeli secara rutin juga tidak kalah penting. Kamu bisa menerapkan metode dollar-cost averaging, yaitu membeli emas secara berkala dengan nominal tetap, tanpa memedulikan naik-turunnya harga. Dengan cara ini, kamu bisa mengurangi risiko membeli di harga puncak dan memaksimalkan potensi keuntungan dalam jangka panjang.
Kabar baiknya, saat ini kamu tidak perlu lagi repot membawa emas fisik. Melalui aplikasi keuangan digital seperti neobank, kamu bisa membeli emas mulai dari nominal kecil, bahkan hanya puluhan ribu rupiah. Selain itu, kamu juga bisa memantau pergerakan harga emas secara real-time dan menjualnya kapan saja jika diperlukan.
Investasi emas digital juga aman karena penyimpanan dan transaksinya dikelola secara profesional oleh platform yang telah berizin dan diawasi oleh regulator resmi. Ini tentu menjadi solusi menarik, terutama bagi generasi muda yang baru mulai belajar berinvestasi.
Emas tetap menjadi salah satu instrumen investasi yang patut dipertimbangkan, terutama jika kamu mencari pilihan yang relatif stabil di tengah ketidakpastian ekonomi. Meskipun nilainya bisa naik-turun, pergerakan jangka panjangnya tetap menjanjikan.
Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi harga emas serta memanfaatkan kemudahan emas digital, kamu bisa mulai membangun portofolio investasi sejak dini. Kuncinya adalah konsisten, sabar, dan cermat membaca momentum.
Apakah kamu sudah punya alokasi emas dalam portofolio? Jika belum, yuk mulai investasi mulai investasi emas online di neobank dari Bank Neo Commerce. Kamu bisa berinvestasi kapan saja dengan mudah dan murah, mulai dari Rp10.000.
Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store. Buka Neo Emas di neobank sekarang. Kunjungi link https://s.id/infoneoemas untuk info detail dan terbaru tentang Neo Emas.
***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Artikel ini jugatayang di vritimes